Pendidikan

Prodi Ilmu Komunikasi Telkom University dan Yayasan Panrita Peduli Hadirkan Program “Guru Literat AI” untuk Aktivis Pendidikan Sulawesi Selatan

64
×

Prodi Ilmu Komunikasi Telkom University dan Yayasan Panrita Peduli Hadirkan Program “Guru Literat AI” untuk Aktivis Pendidikan Sulawesi Selatan

Sebarkan artikel ini
Prodi Ilmu Komunikasi Telkom University dan Yayasan Panrita Peduli Hadirkan Program "Guru Literat AI" untuk Aktivis Pendidikan Sulawesi Selatan

PANGKEP, Kanal Berita – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), Yayasan Panrita Peduli Indonesia bersama Telkom University dan sejumlah mitra pendidikan meluncurkan program pelatihan bertajuk “Guru Literat AI”. Kegiatan ini secara khusus ditujukan bagi para guru aktivis di wilayah Sulawesi Selatan, guna membekali mereka dengan literasi AI dan etika penggunaannya dalam dunia pendidikan.

Pemberdayaan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan tenaga kerja guru yang lebih kompeten dan percaya diri dalam mengintegrasikan AI ke dalam praktik pengajaran mereka.

Bertempat di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor DPRD Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00 WITA ini diikuti oleh 50 guru aktivis dari berbagai lembaga pendidikan di bawah koordinasi Yayasan Panrita Peduli Indonesia, Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa, UPTD, dan JSIT wilayah Pangkep.

Menurut Astri Wulandari MA, salah satu narasumber dalam acara ini, “Guru perlu menjadi aktor utama dalam mengarahkan penggunaan AI di ruang kelas. Bukan sekadar melarang, tapi membimbing siswa agar mampu menggunakan teknologi secara etis, kritis, dan produktif.”

Dalam sesi pelatihan, para peserta mendapatkan materi tentang literasi dan etika penggunaan AI, serta bagaimana mengaplikasikan AI dalam praktik pembelajaran, mulai dari personalisasi materi, efisiensi administratif, hingga inovasi strategi pengajaran. Program ini juga memfasilitasi Focus Group Discussion (FGD) untuk memperdalam pemahaman peserta terhadap tantangan dan peluang AI dalam konteks lokal mereka.

Pembina Yayasan Panrita Indonesia Peduli (YPIP), Zulkifli Samsudin, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi respon konkret atas temuan di lapangan bahwa banyak siswa di tingkat sekolah hingga perguruan tinggi menggunakan AI tanpa pemahaman yang memadai mengenai risiko dan batasannya.

Program “Guru Literat AI” menjadi langkah awal membangun ekosistem pendidikan yang tanggap terhadap disrupsi digital dan mampu mengintegrasikan teknologi secara bijak demi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Menurut Ketua Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Komunikasi dan Ilmu Sosial, Telkom University Clara Novita Anggraini MA, dengan memberdayakan guru sebagai pionir literasi AI, diharapkan tercipta lingkungan pembelajaran yang lebih etis, adaptif, dan berdaya saing.

Kegiatan ini didasari dari hasil diskusi kelas dengan mahasiswa menunjukkan bahwa mereka sudah terbiasa menggunakan AI tanpa arahan guru di sekolah, sebelum bergabung ke universitas.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum mengetahui resiko dan etika penggunaan AI sejak di bangku sekolah.

Oleh karena itu, penting bagi para guru untuk mengetahui bagaimana cara mengedukasi siswa tentang penggunaan teknologi secara bertanggung jawab, termasuk pemahaman mengenai batasan dan potensi penyalahgunaan AI dalam konteks akademis.

Example 300x600
Delegasi Jepang
Headline

Kunjungan delegasi Jepang ini merupakan langkah awal untuk membangun jembatan kolaborasi internasional antara institusi kesehatan dan pendidikan Indonesia dengan Jepang. Delegasi yang datang terdiri dari lima orang perwakilan, yaitu Mr. Go Fujioka, Mr. Kyoto Sasabe, Mrs. Masashi Swami, dan Mrs. Yoko Manda dari Nisshin Iryou Shokuhin, serta Dianni Risda, M.Ed. dari LPK Lingua Global Utama.