HeadlineKesehatanPendidikan

Dosen Unisa Bandung Hadirkan Terobosan Edukasi HIV untuk Generasi Muda

42
×

Dosen Unisa Bandung Hadirkan Terobosan Edukasi HIV untuk Generasi Muda

Sebarkan artikel ini
Bahaya AID
Penyuluhan bahaya AID dikalangan remaja oleh Dosen Unisa Bandung ( foto:dok.unisa bandung)

BANDUNG ,Kanal Berita – Keprihatinan terhadap peningkatan kasus HIV di kalangan remaja Jawa Barat mendorong tim dosen keperawatan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Bandung untuk mengambil langkah strategis. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “GenreMU Say No to HIV“, mereka menginisiasi gerakan edukasi komprehensif yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 5 Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada Jumat (7/2/2025).

 

Inisiatif yang mendapat dukungan pendanaan dari Hibah RisetMU – program pendanaan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan Muhammadiyah – ini merupakan hasil kolaborasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unisa Bandung. Program ini hadir sebagai respons terhadap fenomena meningkatnya kasus HIV di kalangan remaja yang semakin mengkhawatirkan di wilayah Jawa Barat.

 

Ketua pelaksana program, Dr. Angga Wilandika, S.Kep., Ners., M.Kep., mengungkapkan keresahannya terhadap kondisi ini. “Saat ini, kelompok usia muda menjadi perhatian utama dalam upaya pencegahan HIV. Melalui program ini, kami ingin membangun kesadaran remaja agar mereka mampu menjadi agen perubahan dalam lingkungan masing-masing,” ujarnya saat ditemui di lokasi kegiatan.

 

Program ini menghadirkan pendekatan inovatif dengan membentuk kelompok siswa “GenreMU Say No to HIV” yang berperan sebagai peer educator. Strategi ini dipilih untuk memastikan informasi tentang HIV/AIDS dapat tersebar lebih luas dan diterima dengan lebih baik di kalangan remaja. Tim pelaksana yang terdiri dari dosen dan mahasiswa keperawatan Unisa Bandung memberikan edukasi menyeluruh tentang berbagai aspek HIV, mulai dari risiko penularan hingga langkah-langkah pencegahan yang efektif.

 

Salah satu dosen yang terlibat aktif dalam program ini adalah Salami, S.Kp., M.Kep., yang bersama dengan mahasiswa keperawatan turut berpartisipasi dalam merancang strategi edukasi dan memberikan pendampingan langsung kepada siswa. Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program, tetapi juga untuk mengoptimalkan efektivitas penyampaian pesan kepada target audiens.

 

“Salah satu inovasi yang dihadirkan dalam program ini adalah pembentukan kelompok siswa ‘GenreMU Say No to HIV’, yang berfungsi sebagai peer educator dalam menyebarluaskan informasi tentang HIV/AIDS kepada teman sebaya. Dengan pendekatan ini, pesan pencegahan HIV diharapkan dapat menjangkau lebih luas dan diterima dengan lebih baik di kalangan remaja,” terang Dr. Angga.

 

Program ini juga memberikan manfaat ganda karena sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman nyata dalam pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga berkontribusi dalam menekan angka penyebaran HIV di kalangan remaja,” tambah Dr. Angga.

 

Melalui pendekatan edukatif yang terstruktur ini, tim pelaksana berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja tentang pentingnya pencegahan HIV. Program ini tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi, tetapi juga pada pemberdayaan remaja sebagai agen perubahan dalam komunitas mereka sendiri.

 

Dengan menggabungkan elemen edukasi, pemberdayaan, dan pendampingan, program “GenreMU Say No to HIV” diharapkan dapat menjadi model efektif dalam upaya pencegahan HIV di kalangan remaja. Inisiatif ini juga menunjukkan komitmen Unisa Bandung dalam berkontribusi pada penyelesaian masalah kesehatan masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.

Example 300x600
Bisnis

Bulan Ramadan diyakini umat Islam menjadi bulan yang baik untuk memperbanyak amal dan kebaikan, demi meraih sebanyak-banyaknya pahala Tuhan. Selain itu bulan Ramadan juga menjadi sarana yang tepat untuk mempererat hubungan antar manusia, menanamkan nilai nilai moral dalam keluarga, sekaligus membentuk karakter yang baik kepada anak-anak agar memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.

Hal inilah yang dilakukan Taro, makanan ringan legendaris yang telah 40 tahun menginspirasi berbagai generasi di Indonesia, dengan menghadirkan program Taro Hunt Ramadan (THR): Petualangan Berburu Kebaikan. Taro yang diproduksi PT FKS Food Sejahtera, menggelar Taro Rangers Family Adventure dengan mengundang semua kalangan mulai dari anak-anak, para orang tua serta puluhan anak yatim piatu.

Ratusan anak bermain dan belajar sambil bertualang bersama melalui kegiatan experiential learning yang sangat seru di sebuah wahana bermain Youreka, di dalam mal Kuningan City, Jakarta Selatan, hari Sabtu (15/3) lalu. Bagi para orang tua, Taro yang juga menggandeng Parentalk mengadakan seminar dan talkshow mengenai pendidikan dan pengasuhan anak dengan mengangkat tema tentang “5 Dasar Budi Pekerti Berpetualang Bersama Anak.”