HeadlinePendidikan

Pencegahan Perkawinan Anak : Dosen dan Mahasiswa UPI Terapkan Model Pembelajaran Inovatif di SMPN 2 Parongpong

124
×

Pencegahan Perkawinan Anak : Dosen dan Mahasiswa UPI Terapkan Model Pembelajaran Inovatif di SMPN 2 Parongpong

Sebarkan artikel ini
Tim PKM UPI telah mengimplementasikan model pembelajaran inovatif menggabungkan Flipped Classroom dan Assertive Refusal Simulation cegah perkawinan anak.

BANDUNG BARAT, Kanal Berita –  Upaya pencegahan perkawinan anak terus menjadi perhatian serius di Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keterampilan remaja untuk menghadapi tekanan sosial dan budaya yang mendorong perkawinan dini, tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia telah mengimplementasikan model pembelajaran inovatif yang menggabungkan Flipped Classroom dan Assertive Refusal Simulation.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu sejak Agustus hingga Oktober 2024 dengan total sembilan sesi tatap muka dan melibatkan 50 siswa kelas 1 SMP di SMPN 2 Parongpong, Bandung Barat.

Program ini bertujuan membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mencegah mereka terjebak dalam situasi yang berpotensi mengarah pada perkawinan anak. Rata-rata peserta berusia 12,57 tahun, kelompok usia yang rentan terhadap risiko tersebut.

Pada tahap pertama, metode Flipped Classroom digunakan. Dalam model ini, siswa mempelajari materi secara mandiri sebelum masuk kelas dengan memahami definisi, latar belakang, dan berbagai faktor penyebab perkawinan anak (aspek ekonomi, pendidikan, tekanan keluarga, pengaruh media sosial, budaya dan tradisi), hingga risiko married by accident.

BACA JUGA : Program KKN 2024, Mahasiswa Unisa Bandung siap Bantu Wujudkan Desa Mandiri

Setelah memahami materi , dilanjutkan dengan sesi pembelajaran yang berlangsung aktif dan kolaboratif dengan diskusi kelompok untuk memperkuat pemahaman mereka.

Tahap kedua fokus pada pelatihan keterampilan penolakan secara asertif (assertive refusal skills). Siswa diajarkan bagaimana menetapkan dan mengkomunikasikan batasan mereka dengan tegas, termasuk menolak bujukan yang dapat mengarah pada aktivitas seksual yang tidak diinginkan.

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan remaja kemampuan mengelola hubungan secara sehat dan mempertahankan hak mereka dalam lingkungan yang aman.

Di akhir sesi, seluruh siswa mampu mempraktikkan keterampilan tersebut, menunjukkan kemampuan mereka dalam menegaskan hak dan batasan dengan percaya diri.

“Harapannya, program ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan praktis untuk melindungi diri dari situasi yang berisiko,” ujar Irma Darmawati, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UPI.

Program ini merupakan upaya strategis dalam mendukung perwujudan generasi muda yang sehat, mandiri, dan siap menghadapi tantangan kehidupan, khususnya dalam konteks pencegahan perkawinan anak. Ke depannya, pendekatan berbasis pembelajaran ini diharapkan dapat diadopsi lebih luas di berbagai institusi pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA  : Fakultas Komunikasi dan Ilmu Sosial Telkom University Menggelar Digital Entrepreneurship Academy Bekerjasama dengan BBPSDMP Kominfo Medan

Example 300x600
Bisnis

Bulan Ramadan diyakini umat Islam menjadi bulan yang baik untuk memperbanyak amal dan kebaikan, demi meraih sebanyak-banyaknya pahala Tuhan. Selain itu bulan Ramadan juga menjadi sarana yang tepat untuk mempererat hubungan antar manusia, menanamkan nilai nilai moral dalam keluarga, sekaligus membentuk karakter yang baik kepada anak-anak agar memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.

Hal inilah yang dilakukan Taro, makanan ringan legendaris yang telah 40 tahun menginspirasi berbagai generasi di Indonesia, dengan menghadirkan program Taro Hunt Ramadan (THR): Petualangan Berburu Kebaikan. Taro yang diproduksi PT FKS Food Sejahtera, menggelar Taro Rangers Family Adventure dengan mengundang semua kalangan mulai dari anak-anak, para orang tua serta puluhan anak yatim piatu.

Ratusan anak bermain dan belajar sambil bertualang bersama melalui kegiatan experiential learning yang sangat seru di sebuah wahana bermain Youreka, di dalam mal Kuningan City, Jakarta Selatan, hari Sabtu (15/3) lalu. Bagi para orang tua, Taro yang juga menggandeng Parentalk mengadakan seminar dan talkshow mengenai pendidikan dan pengasuhan anak dengan mengangkat tema tentang “5 Dasar Budi Pekerti Berpetualang Bersama Anak.”

Zakat Fitrah
Headline

(FUUI) menyoroti praktik pengelolaan zakat fitrah yang selama ini terjadi di masyarakat. Melalui ketuanya, KH Athian Ali M.Dai, FUUI menekankan perbedaan fundamental antara zakat fitrah dan zakat maal, terutama dalam hal penyaluran dan peran amilin (pengelola zakat).